Indonesia Bidik Wisatawan Melalui ITCEF 2013

Asia Pasifik dan Asia Tenggara mencapai pertumbuhan tertinggi jumlah kunjungan wisatawan.
JAKARTA - Badan Promosi Pariwisata Indonesia (BPPI) didukung oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyelenggarakan  Indonesia Tourism and Creative Economy Fair (ITCEF) 2013. Tahun lalu saja, perhelatan ini berhasil menarik pengunjung sebanyak 15.000 orang selama 3 hari dengan total transaksi sebesar Rp 10 milyar.

Dirjen pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Esthy Reko Astuti membuka Indonesia Tourism and Creative Economy Fair (ITCEF) 2013.
Pameran tersebut berlangsung dari 30 Agustus -1 September 2013 di  Jakarta Convention Center. Salah satu tujuan dari ITCEF adalah membidik wisatawan baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara untuk berkunjung ke destinasi-desatinasi pariwisata di Indonesia.

"Ini adalah yang kedua kalinya Indonesia Tourism and Creative Economy Fair digelar. Ada banyak stan wisata, hotel, pameran kuliner hingga produk ekonomi kreatif yang bisa dikunjungi," ujar Wiryanti Sukamdhani, Ketua Badan Promosi Pariwisata Indonesia (BPPI) saat pembukaan ITCEF di Jakarta, Jumat (30/8).

Ia bertekad membantu pemerintah untuk mendongkrak kunjungan wisatawan baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara melalui tiga strategi pokok yakni low season activity, creative tourism, dan green tourism.

Yanti menjelaskan, dalam pameran ini ada 113 stand yang berpartisipasi, yakni 78 stand ekonomi kreatif, 10 stand airline dan travel, 16 stand perhotelan, dan 9 stand BPPD. ITCEF kali ini juga melibatkan perwakilan bisnis dari Malaysia, China, Korea, India, dan Australia. Acara ini juga dirangkai dengan INA Culinary yang diikuti oleh 100 stand.

“Pengunjung bisa belanja banyak hasil kerajinan asli Indonesia mulai dari baju, tas, sepatu, sampai aksesori seperti mutiara khas Lombok. Untuk pameran kuliner, ada sekitar 100 stand yang ikut serta. Dan pengunjung bisa masuk gratis tanpa dipungut biaya," lanjutnya.

Yanti menjelaskan, baik ITCEF maupun INA Culinary akan dirangkai berbagai acara di antaranya pameran, seminar ekonomi kreatif, table top (meet sellers and buyers), peluncuran produk, pagelaran budaya, dan fashion show.
  
Sementara itu  Dirjen Pemasaran Pariwisata Kemenparekraf Esthy Reko Astuty mengatakan pergerakan turis dunia pada 2012 mencapai 1,03 miliar dan tahun ini diperkirakan melonjak naik.  “Ini peluang untuk kita semua dan peluang ini perlu ditangkap bersama-sama industry,” ujarnya.

UN World Tourism Organization (UN WTO) mencatat pada 2012 jumlah wisman yang melakukan perjalanan telah mencapai titik sejarah dengan 1,035 miliar dengan pertumbuhan 4 persen. Esthy menambahkan, jika dilihat dari kawasan pertumbuhan maka Asia Pasifik dan Asia Tenggara mencapai pertumbuhan tertinggi, masing-masing di atas 7 persen dan 9 persen. "Sebenarnya ini peluang yang sangat baik meski dunia sedang dilanda krisis global tetapi sejak dulu sektor pariwisata terbukti tahan krisis," lanjutnya.

Mengutip data UN WTO dari segi pengeluaran wisman, pertumbuhan tertinggi bersumber dari China (41 persen) dengan pengeluaran 102 miliar dolar AS dan Rusia (30 persen).

Pada semester pertama 2013 pertumbuhan wisman mencapai 5 persen dan pertumbuhan pengeluaran tertinggi adalah China. "Pertumbuhan wisman secara global diperkirakan akan mendekati 4 persen dan Asia Tenggara akan tetap menjadi kawasan yang mengalami pertumbuhan tertinggi," kata Esthy

Dia menambahkan, pertumbuhan wisman di Indonesia saat ini sekitar 7 persen (semester pertama) dan saat ini pemerintah tengah menggalakkan promosi ke pasar-pasar yang bertumbuh pesat seperti China dan Rusia.

Sumber : Sinar Harapan

Comments

Popular posts from this blog

Ancaman dan Keamanan pada Sistem Operasi