Seusai 68 Tahun Indonesia Merdeka

Selama dua pekan terakhir ini ada dua kejadian penting dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat yang maknanya "kemenangan". Pertama adalah Hari Raya Idul Fitri yang menggambarkan "kemenangan" umat Islam atas kembali lagi ke kesucian selaku manusia dan kedua adalah "kemenangan" bangsa melawan penjajah 68 tahun lalu dengan bukti Indonesia Merdeka. Hari Proklamasi kemerdekaan RI adalah wujud kemenangan seluruh bangsa Indonesia dalam mengusir penjajah dari tanah air Indonesia.


Seribu bendera merah putih dikibarkan dalam kegiatan yang bertajuk Seribu Cita Satu Indonesia
di Pantai Depok, Bantul, Yogyakarta, (17/8). Aksi ini digelar oleh pemuda dari berbagai latar belakang di Yogyakarta.
ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

Dua momentum kemenangan ini sekarang sudah kita lalui. Tentu dengan kenangan yang dibawa nya masing-masing. Orang-orang boleh saja mengenangkan betapa indah nya mudik lebaran dengan mengendari kendaraan roda dua. Mereka berangkat ramre-rame dari Jakarta untuk kemudian menyusur pantai utara untuk sampai ke kampung halaman nya. Motor yang digunakan penuh dengan bekal dan oleh-oleh buat keluarga besar nya di desa, selain juga dipenuhi dengan isteri dan anak nya. Memang, mereka melanggar aturan lalu lintas, namun demi mudik semua sah-sah saja dilakukan.

Justru yang menjadi pertanyaan selanjut nya adalah apa yang akan kita lakukan seusai bangsa ini melewati dua kemenangan dalam melakoni kehidupan ini ? Apakah hakekat kembali ke fitri itu akan benar-benar ditindak-lanjuti lewat sikap, tindakan dan wawasan kita untuk selalu menghindari perbuatan-perbuatan yang sifat nya tercela ? Apakah nilai kemenangan "memerdekan" bangsa ini akan diikuti oleh kesungguhan kita dalam memacu kegiatan pembangunan guna mewujudkan cita-cita bangsa sebagaimana yang diamanatkan dalam Alenia ke 4 Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 ?

Inilah serangkaian pertanyaan yang penting dijawab, manakala kita berkehendak untuk memperjelas kiprah segenap bangsa Indonesia dalam mengarungi pembangunan. Dua kemenangan yang kita rasakan, tidak seharus nya membuat kita berpuas diri untuk kemudian terlena dalam kebesaran masa lampau. Kita ingin, dengan berbekal kemenangan yang kita raih, maka spirit untuk meraih cita-cita mulia pembangunan, menjadi semakin nyata dan memacu kita untuk lebih giat bekerja. Harapan ini akan dapat digapai, sekira nya nilai-nilai luhur budaya bangsa, tetap dijadikan kekuatan filosofi dalam mengelola bangsa dan negeri tercinta ini.

Setelah gebyar kemerdekaan RI yang ke 68 tahun kita rayakan bersama, rasa nya akan menjadi kurang afdol, bila kita tidak mampu mengejawantahkan apa-apa yang selama ini telah disampaikan para "pendiri republik" ke dalam program-program yang lebih nyata. Selama 68 tahun rakyat sudah bosan mendengar pidato para pejabat yang bicara soal penanggulangan kemiskinan (pro poor), tapi dalam kenyataan nya tercatat masih banyak warga bangsa yang terjebak dalam lautan kemiskinan.

Rakyat tampak sudah capek mendengar petuah para petinggi bangsa tentang penciptaan lapangan kerja (pro employ) kalau disana sini masih ditemukan warga bangsa yang terjerat dalam pengangguran. Bahkan rakyat juga mempertanyakan keseriusan Pemerintah dalam mengelola bangsa dan negeri ini. Pasal nya, strategi pembangunan yang berkiblat pada pertumbuhan (pro growth), malah melahirkan tingkat ketimpangan yang makin tinggi diantara berbagai golongan masyarakat. Jurang makin menganga antara penikmat pembangunan dengan korban pembangunan.

Akhir nya kita sepakat, usai semarak nya segenap warga bangsa memperingati hari yang bersejarah ini, tentu kita sepakat untuk meneruskan spirit ini ke dalam langkah-langkah nyata di lapangan. Kita buktikan bahwa menjelang peringatan Hari Proklamasi 17 Agustus 2014 nanti, telah terjadi perubahan yang mendasar dan signifikan dalam pembangunan di negeri ini. Untuk semua itulah, kita diminta untuk tidak berleha-leha, namun sebagai bangsa yang berdaulat, kita akan bangkit guna menyambut hari esok yang lebih baik dan ceria. 

Salam,

Sumber : Suara Rakyat, Rabu 21 Agustus 2013

Comments

Popular posts from this blog

Ancaman dan Keamanan pada Sistem Operasi