Uang Kuliah Begitu Mahal, Mahasiswa Ramai-Ramai Jual Ginjal

MALANG. - Puluhan mahasiswa Universitas Brawijaya Malang, Jawa Timur, saat menggelar aksi yang siap menjual ginjal untuk membayar SPP. Karena pihak rektorat UB menolak permohonan surat penundaan pembayaran. Selasa (20/8/2013).

Negara berkembang seperti Indonesia masih memiliki banyak problematika seperti masalah pekerjaan, kesehatan dan pendidikan. Banyak Universitas di Indonesia yang mengejar untuk meraih akreditasi bagus, kualitas yang baik dan menjadi Universitas yang masuk dalam jajaran rekomendasi Universitas di seluruh dunia. Sayangnya, keinginan pihak Universitas untuk terus meningkatkan kualitasnya tidak sejalan dengan kemampuan finansial.

Mahasiswa UB Siap Jual Ginjal. KOMPAS.com/Yatimul Ainun
Universitas Brawijaya (UB) adalah salah satu Universitas negeri favorit dan banyak diidamkan siswa SMA untuk melanjutkan perguruan tinggi di sana. Universitas yang terletak di kota Malang ini kini sedang terus berbenah diri, dan mengubah beberapa peraturan termasuk tentang biaya kuliah. Tahun ini, UB menerapkan sistem pembayaran uang kuliah baru yang sayangnya besarnya uang kuliah ini banyak memberatkan mahasiswa yang kuliah di sana.

Uang kuliah yang semakin mahal, belum lagi biaya untuk kos dan makan sehari-hari membuat peraturan baru dan ditiadakannya penundaan pembayaran SPP dan penurunan biaya SPP membuat banyak mahasiswa menangis putus asa. Bagaimana tidak, biaya kuliah di UB selama satu tahun harus dibayarkan dalam sekali waktu dan tidak semua mahasiswa berasal dari keluarga yang berada.

Ingin tetap kuliah dan tidak memiliki banyak pilihan, mahasiswa UB mengadakan aksi menjual ginjalnya di depan gedung Rektorat UB, Selasa (20/8). Aksi ini dilakukan karena mereka sudah tidak sanggup lagi membayar biaya SPP dan biaya kuliah lain yang semakin melambung tinggi. Tidak hanya mahasiswa, banyak orang tua mahasiswa yang datang untuk meminta kejelasan kepada pihak Hubungan Masyarakat di UB.

"Biaya pendidikan yang semakin mahal, sedangkan biaya hidup juga melambung tinggi. Orang tua kami kan tidak hanya membiayai kami saja, karena itu kami mohon untuk penundaan dan keringanan SPP tetap diberlakukan" ujar salah satu mahasiswa yang membawa poster bertuliskan "Siap Jual Ginjal Demi Bayar Biaya Kuliah Yang Mahal". Lantas bagaimana respon dari pihak Universitas sendiri?

Staf Humas Universitas Brawijaya Sri Murtini mengatakan, itu sudah menjadi keputusan yang tidak bisa diganggu gugat. "Tahun ini memang tidak ada kebijakan keringanan, baik itu penundaan maupun penurunan biaya (grade) dari yang telah ditetapkan," ujar Sri. Kini para mahasiswa masih terus berjuang agar tetap bisa kuliah dan melunasi pembayaran SPP mereka yang semakin tidak terjangkau, Mahasiswa.?


Berbagai Sumber

Comments

Popular posts from this blog

Ancaman dan Keamanan pada Sistem Operasi