Pengamat: Banjir Bandang Manado Dipicu Kerusakan Lingkungan

Manado: Terjangan banjir bandang di Manado, Sulawesi Utara, Rabu kemarin, menewaskan puluhan warga setempat. Pengamat perkotaan Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Veronica Kumurur menyebut, rusaknya daerah resapan akibat pembangunan kota yang serampangan menyebabkan sejumlah sungai di Manado tak mampu lagi menahan debit air hujan.

"Bagaimana mau menampung air kalau daerah resapannya sudah berubah menjadi lokasi perumahan," katanya ketika berkunjung ke Media Group, Jakarta, Kamis (16/1).


Wilayah kawasan lindung yang dijadikan gedung. Mestinya Sepanjang aliran sungai ini adalah kwasan lindung.
Wilayah kawasan lindung yang dijadikan gedung. Mestinya Sepanjang aliran sungai ini adalah kwasan lindung.
Gambar: Veronica Kumurur
Ia mengatakan beberapa waktu belakangan ini terjadi fenomena alam berupa cuaca ekstrem, termasuk hujan lebat di Manado yang berlangsung selama dua hari terakhir. Hal ini kemudian diperparah kondisi gelombang laut tinggi yang melanda Manado dan membuat air hujan tidak bisa mengalir ke laut. 

"Tapi fenomena alam itu kan bisa diantisipasi atau minimal dikurangi ekses negatifnya apabila kondisi resapannya tidak rusak seperti sekarang," tegas dia.

Karena itu, Veronica berharap pemerintah daerah segera membuat peraturan yang membatasi pembangunan properti di kawasan resapan. Dengan demikian, pengusaha tidak bisa lagi serampangan membabat hutan lindung maupun kawasan resapan demi keuntungan bisnis. 

"Memang saat ini sudah ada aturan perundang-undangan. Namun hal tidak dipatuhi pengusaha karena memang tidak ada perda yang melarang."

Comments

Popular posts from this blog

Ancaman dan Keamanan pada Sistem Operasi